CD-ROM
Simbol dan makna tradisi komunikasi ompangan dalam pernikahan (studi etnografi pada masyarakat desa Guluk Guluk Sumenep Madura) (CD + Cetak)
Penelitian ini mengkaji tentang salah satu tradisi gotong royong dalam bentuk sumbang-menyumbang yang disebut tradisi Ompangan. Tradisi Ompangan yang dilaksanakan oleh masyarakat Guluk-Guluk ini belum banyak dikenal dan belum pernah dikaji, terlebih dari sudut pandang ilmu komunikasi. Ada satu simbol dari tradisi ini yang menakrik untuk diteliti, yakni rokok yang dijadikan oleh penyelenggara acara sebagai alat untuk mengundang orang lain.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui simbol dari tradisi Ompangan dan menjelaskan makna-makna tersirat dari simbol yang digunakan. Kemudian peneliti juga ingin mendalami proses berlangsungnya tradisi Ompangan dalam pernikahan masyarakat Guluk-Guluk Sumenep Madura. Selain itu, peneliti akan menjabarkan aktifitas komunikasi sosial yang dilakukan masyarakat Guluk-Guluk pada tradisi Ompangan dalam acara pernikahan.
Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi etnografi yang dilaksanakan di Desa Guluk-Guluk Sumenep Madura. Informan yang dipilih terdiri dari kategori yang bervariasi, yaitu masyarakat Guluk-Guluk yang sudah pernah menikahkan anaknya sejumlah 3 orang, masyarakat yang tidak memiliki keturunan sejumlah 1 orang, 1 orang tokoh masyarakat, 1 orang tokoh agama, 1 orang pemuda yang belum menikah dan 2 orang pengamat budaya Madura.
Hasil penelitian ini mengungkapkan tentang rokok yang menjadi simbol dari tradisi Ompangan beserta makna-makna penting yang terkandung di dalamnya. Di luar dari adanya fakta bahwa rokok merupakan benda yang sangat dekat dengan masyarakat Desa Guluk-Guluk, arti penting dari rokok itu adalah mengandung suatu bentuk penghormatan kepada tamu maupun kepada tuan rumah yang hendak diundang, rokok juga menunjukkan sebagai identitas karakteristik masyarakat Madura secara umum yang patrialkal dan menjadi pedoman masyarakat akan standart jumlah sumbangan yang harus dibawa dalam tradisi Ompangan yang kemudian secara tidak langsung membentuk kelas-kelas sosial pada masyarakat Desa Guluk-Guluk. . Sedangkan tradisi Ompangan sendiri mengandung asas gotong royong, asas balas budi, dan moralitas masyarakat di sana.
Tidak tersedia versi lain