CD-ROM
Upaya preventif untuk mencapai zero accident pada industri manufaktur (studi kasus pada divisi amunisi PT.Pndad persero-Turen) (CD + Cetak)
KATA KUNCI: Preventif dan Zero Accident
Rilani, Amaniya S. 2017. Program Studi Administrasi Publik. Fakultas Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Merdeka Malang. Dosen Pembimbing I, Bapak Bonaventura Ngw. Dosen Pembimbing II, Ibu Umi Chayatin. Upaya Preventif Untuk Mencapai Zero Accident pada Industri Manufaktur (Studi Kasus pada Divisi Munisi PT Pindad (Persero) Turen.
Pada dasarnya, tenaga kerja memegang peranan yang paling penting dan utama dalam proses produksi, karena alat produksi tidak akan berjalan sesuai harapan tanpa adanya keberadaan pekerja. Berdasarkan ungkapan tersebut, untuk melindungi pekerja dari ancaman bahaya maka dibutuhkan penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan salah satu tujuan penerapan K3 yaitu untuk melindungi pekerja dari resiko kecelakaan kerja. Oleh sebab itu, untuk melindungi pekerja dari bahaya kecelakaan kerja maka dibutuhkan upaya pencegahan. Berdasarkan persoalan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mendeskripsikan upaya preventif untuk mencapai zero accident pada industri manufaktur. Berkaitan dengan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dimana peneliti mendeskripsikan data yang telah diperoleh sesuai dengan apa adanya dan menjelaskan data tersebut dengan kalimat-kalimat penjelasan secara kualitatif. Sedangkan lokasi penelitian berada di Divisi Munisi PT Pindad (Persero) Turen. Adapun jumlah sampel penelitian sebanyak 7 pegawai yang diperoleh dari jumlah populasi yakni 613 pegawai di PT Pindad (Persero) Turen.
Untuk memberikan perlindungan terkait dengan keselamatan dan kesehatan pekerja maka dibutuhkan upaya pencegahan (preventif) agar mereka jauh dan terhindar dari ancaman bahaya seperti pemeliharaan lingkungan kerja, penyediaan alat pelindung diri (APD) dan pengaman pada mesin (machine guarding), pengendalian secara teknis terhadap sumber bahaya serta menentukan tindakan pengendalian faktor bahaya kesehatan kerja. Namun, upaya pencegahan tersebut masih terdapat faktor penghambat seperti lingkungan kerja yang kurang kondusif dan penyediaan APD yang kurang terpenuhi. Oleh sebab itu, diperlukan komunikasi langsung terhadap para tenaga kerja sehingga keluhan mereka bisa diketahui, perlunya pengadaan pelatihan secara bergantian antara pengawas dan karyawan sehingga keduanya memiliki persamaan persepsi, serta perlunya sosialisasi ulang dan mempertegas sanksi sehingga kurangnya kesadaran akan penggunaan APD bisa di atasi dan memberikan efek jera terhadap pelanggarnya.
Tidak tersedia versi lain