CD-ROM
Manajemen program talkshow "Bincang-bincang" pada stasiun Televisi lokal JTV Malang (CD+Cetak)
Jtv adalah salah satu pelopor televisi swasta lokal di Indonesia dan merupakan yang pertama di jawa timur. Didirikan pada november 2001, JTV masih bertahan hingga sekarang dan mampu bersaing dengan televisi-televisi lainnya.Dan pada tahun 2007 berkembanglah menjadi JTV BIRO MALANG yang terletak di Kota Malang Jawa Timur sebagai biro ke dua setelah Surabaya yang merupakan kota kedua .Sebagai media penyiaran, produk yang dijual oleh JTV Malang ini adalah program acara yang mengusung nilai-nilai lokalitas Malang Raya dan Sekitarnya. Karena itu, JTV Malang harus memiliki strategi manajemen program serta mampu mengaplikasikan dengan baik agar program acaranya bisa menarik masyarakat dan pengiklan. Walau strategi manajemen program ini meliputi beberapa tahapan, mulai dari perencanaan, produksi dan pembelian, eksekusi, hingga pengawasan dan evaluasi program, namun di JTV Malang, proses manajemen program ini terlihat pada tahapan perencanaan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen program Talk Show “Bincang-Bincang” pada Stasiun Televisi Lokal JTV Malang. Sekaligus untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat manajemen manajemen program Talk Show “Bincang-Bincang” pada Stasiun Televisi JTV Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan tataran analisis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah melalui reduksi data, penyajian data (dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Manajemen program talkshow “Bincang-Bincang” di JTV Malang, mencakup Planning adalah dilakukan penyusunan penulisan naskah yang menyesuaikan dengan tema yang dibahas. Pengelolaan lighting yang dilakukan oleh pihak JTV untuk mendukung system pencahayaan pada program acara dalam hal ini talkshow. Organizing program talkshow “Bincang-Bincang”, presenter atau host sebagai pemandu jalannya acara dengan mengambil inti dari topik acara sebagai pedoman atau pegangan dalam memandu acara. Ada pun kru atau koordinator yang bertugas di bagian lighting disebut chief lighting yang menyiapkan tata letak lighting yang terdiri dari penataan utama berfungsi untuk menyinari semuanya, anchor sampai bacgdrop. Dalam manjemen bahasa direncanakan agar tidak ada perbedaan khusus pada satu acara dalam hal penggunaan bahasa. Begitu halnya dengan manajemen busana dengan menentukan tema atau topik acara.
Directing, manager produksi talkshow selalu mengarahkan agar semua tim berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan program Talkshow “Bincang-Bincang”. Begitu juga penempatan lighting di dalam studio JTV Malang diarahkan tetap stay atau tidak mengalami perubahan tempat. Manjemen bahasa diarahkan menggunakan bahasa yang lugas, mudah dicerna. Sedangkan manajemen busana selalu diarahkan agar seorang presenter tidak bisa asal pakai busana .
Controling dalam penggunaan naskah dengan menggunakan script breakdown sehingga naskah dalam setiap segmen acara sudah direncanakan dan diatur urutan pengambilannya. Kemudian manjemen lighting, adanya kontrol lighting yang digunakan di studio JTV Malang, khususnya mengenai penempatan lighting yang berada di atas studio dengan menggunakan seperangkat alat pengait sebagai penahan lighting. Untuk manjemen bahasa, ada kontrol untuk semua tema program acara agar menggunakan bahasa yang sama. Begitu juga manajemen busana, dimana program talkshow dikemas sedemikian rupa sehingga dalam penayangannya dapat menarik dan memberikan kesan terhadap penonton.
Faktor-faktor yang mendukung manajemen program talkhow “Bincang-Bincang” di JTV Malang, dibagi dalam dua kategori yaitu didalam studio yang mencakup Kameramen, FD (Floor Director), Narasumber, Presenter, Lighting director dan keberadaan Properti. Kedua adalah pada MCR (Master Control Room) yang mencakup PD (Program Director), Audioman, Switcherman dan Playlist. Disisi lain dalam pelaksanaan program talkshow mengalami beberapa kendala baik secara teknis maupun non teknis. Faktor teknis, seperti kamera, terkadang mengalami kendala yang berasal dari kabel, dimana kabel yang menghubungkan kamera dengan MCR disconnect atau tidak tersambung. Selain itu struktur warna pada kamera terkadang menjadi jelek dan kurang fokus. Sedangkan faktor non-teknis biasanya berasal dari narasumber dan presenter, karena kebanyakan narasumber dan presenter yang mengalami keterlambatan dibanding crew-crew lainnya di JTV Malang biasanya karena macet, keperluan yang mendadak dan kendala lainnya. Hal ini karena semua konsep rancangan program dibuat dan diputuskan pada tahap ini. Pada perencanaan program, peran dewan direksi sangat besar, karena mereka yang memutuskan disetujui atau tidaknya ide program. Selain itu eksekutif produser dan produser juga memegang peranan penting, yaitu sebagai perancang konsep program.
Kata-kata kunci: Manajemen, Program Talkshow.
Tidak tersedia versi lain