CD-ROM
Representasi Adiksi Terhadap Media Jejaring Sosial Dalam Film Republik Twitter (CD)
A B S T R A K S I
Penelitian ini dilakukan oleh Jumadin / 08330030, judul penelitian “Representasi Adiksi Terhadap Media Jejaring Sosial Dalam Film Republik Twitter”, pembimbing I Bapak Rochmad Effendy dan pembimbing II Bapak Imam Patkuroji,.
Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. Dalam film ini pesan yang dimaksud menggambarkan tentang adiksi atau kecanduan. Adiksi atau kecanduan sendiri dalam pemakaian bahasa sehari-hari berarti suatu keterikatan atau suatu dorongan untuk mengulang-ulang penggunaan zat tertentu atau perilaku tertentu. Akan tetapi adiksi atau kecanduan tidak terbatas hanya mengenai penggunaan narkoba melainkan juga pada kegiatan lainnya seperti judi, seks maupun terhadap media jejaring sosial.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana adiksi atau kecanduan terhadap media jejaring sosial dalam film “Republik Twitter” menggunakan analisis semiotika Roland Barthes disamping bagaimana memahami ilmu komunikasi jika diterapkan dalam kehidupan nyata dan juga berguna sebagai masukan kepada para pekerja seni media dan juga semua pihak sebagai wawasan dalam penerapan teori pengetahuan pada Studi Ilmu Komunikasi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma kritis dengan berupaya menganalisa bahan penelitian yang selanjutnya mengkritisi makna yang terkandung dalam tanda-tanda visual seperti simbol / gambar, illustrasi musik, suara, gerak / adegan-adegan, setting, dan warna yang terdapat dalam film “Republik Twitter”. Instrumen penelitian ini yaitu peneliti sendiri dengan menggunakan analisa semiotika Roland Barthes dan bahasa audio visual.
Hasil penelitian menunjukkan pada film “Republik Twitter” banyak fenomena-fenomena sosial yang menunjukan tentang kecanduan media jejaring sosial di semua kalangan. Film yang bergenre drama ini, seolah ingin memvisualisasikan tentang generasi penunduk yang terlalu sibuk dengan handphone atau gadget dan sedikit melupakan kehidupan di dunia nyata daripada dunia maya. Masyarakat diharapkan dapat lebih cerdas dalam melakukan seleksi terhadap media yang dikonsumsinya. Karena pada dasarnya film bukan hanya sebagai media hiburan bagi masyarakat, tetapi dibalik semua itu film juga merupakan media persuasi yang sangat kuat dan cenderung mampu mendominasi.
Tidak tersedia versi lain