CD-ROM
Analisis perbedaan Harga Saham Sebelum Stock Split dan Sesudah Stock Split Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia (+ Cetak)
Pemecahan saham merupakan kosmetika saham atau tindakan yang tidak memiliki nilai ekonomis yang seharusnya tidak merubah harga saham. Namun sebagian peneliti menyimpulkan bahwa pemecahan saham ternyata mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham. Pemecahan saham dilakukan atas dasar dua teori. Menurut Trading Range Theory, harga saham yang tinggi merupakan pendorong bagi perusahaan untuk melakukan pemecahan saham dengan harapan akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham, menempatkan saham tersebut pada rentang perdagangan yang optimal dan akan semakin banyak investor yang berinvestasi. Signaling Theory menyatakan bahwa pemecahan saham merupakan alat pembawa informasi mengenai kinerja dan prospek perusahaan ke pasar. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai dampak pemecahan saham terhadap harga saham relatif.
Data penelitian diambil dari 21 perusahaan di Bursa Efek Jakarta yang melakukan pemecahan saham selama tahun 2011-2012. Data harga saham masing-masing perusahaan selama lima hari sebelum dan lima hari sesudah pemecahan saham. Teknik analisis yang digunakan untik menguji hipotesis adalah Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed Rank Test) dengan confident level 95 persen (á = 0,05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila diuji pada total sampel secara keseluruhan stock split tidak membawa pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Namun khusus harga saham yang naik maka pemecahan saham menaikkan harga saham. Sedang untuk harga saham yang turun pemecahan saham menurunkan harga saham.
Kata kunci: Pemecahan saham, Kosmetika saham, Signaling theory, Trading range theory, likuiditas.
Tidak tersedia versi lain