CD-ROM
Analisa Ekonomi Pengaruh Pengerukan Sedimen terhadap Pembangkitan Tenaga Listrik, Pengendalian Banjir dan Pasokan Irigasi (Studi Kaus Pengerukan Sedimen Waduk Wlingi)
Sedimentasi di daerah aliran sungai membawa peningkatan sedimentasi
waduk. Sedimentasi tersebut berpengaruh terhadap berkurangnya volume reservoir
waduk. Sejak tahun 1978 hingga tahun 2011 Waduk Wlingi telah mengalami
sedimentasi sebesar 19,585 juta m3. Kondisi tersebut telah mengurangi umur waduk
dan mengganggu fungsinya. Perum Jasa Tirta I sebagai pengelola sumber daya air
berupaya mengatasi masalah tersebut dengan secara rutin melakukan pengerukan
sedimen.
Penelitian ini bertujuan menganalisa bagaimana pengaruh pengerukan
sedimen yang dilakukan terhadap usia guna waduk, dan peningkatan fungsi waduk
dalam produksi energi listrik PLTA, pengendalian banjir dan suplai irigasi.
Metode penelitian dilakukan dengan mengukur kondisi sedimentasi yang
terjadi, maanfaat waduk, pengelolaan sedimen yang dilakukan, dan menganalisanya
dengan cost benefit analysis.
Hasil perhitungan menunjukkan laju sedimentasi yang terjadi rata-rata
sebesar 695.939 m3/tahun. Besar kapasitas tampungan bruto tahun 2011 sebesar
4.415.019,70 m3, tampungan mati sebesar 2.410.831,48 m3 dan tampungan efektif
2.004.188,22 m3. Jika tidak dilaksanakan pengerukan waduk setelah tahun 2011
maka sisa usia guna waduk adalah sampai dengan tahun 2017.
Manfaat waduk untuk pembangkit listrik mampu menghasilkan 165 juta
kWh/tahun atau senilai Rp 24.646 juta, pengendalian banjir diperkirakan sebesar Rp
116,92 juta/tahun dan kapasitas suplai air irigasi mencapai 382 juta m3/tahun atau
senilai Rp 383.329 juta
Benefit cost analysis dilakukan dengan mensimulasikan dua alternatif proyek.
Pertama proyek dengan tanpa aktivitas/tindakan dan kedua, proyek pengerukan
sedimen yang selama ini dilakukan. Pada alternatif proyek kedua, setiap tahun
dilakukan pekerjaan pengerukan 200.000 m3. Analisis didasarkan pada biaya yang
terukur dan manfaat nyata dan langsung.
Dari hasil analisa ekonomi, didapatkan bahwa kedua proyek dinilai belum
menguntungkan. Hasil benefit cost analysis menunjukkan bahwa rasio B/C dari
kedua proyek kurang dari 1 (satu) dan (Net Benefit) untuk proyek alternatif 1 sebesar
(-) Rp 2.029.337.578,00 dan untuk proyek alternatif 2 sebesar (-) Rp
9.678.975.528,00. Hasil ini juga menunjukkan bahwa kenaikan manfaat yang
diperoleh (pembangkitan listrik PLTA, pengendalian banjir dan suplai irigasi) belum
cukup mengembalikan biaya yang timbul dari proyek tersebut. Biaya yang
dikeluarkan dalam proyek masih lebih tinggi dari ketiga manfaat yang diperoleh.
Kata kunci: pengerukan sedimen, fungsi waduk, cost benefit analysis
Tidak tersedia versi lain