CD-ROM
Konstruksi Simbol-simbol Komunikasi melalui Fenomena Tato
Pengguna tato pasti memiliki tujuan atau alasan kenapa memutuskan untuk
menggunakan tato ditubuhnya. Tidak ada tingkah laku yang terjadi tanpa ada
alasan, pasti ada faktor-faktor, pendorong, motivator atau latar belakang. Faktorfaktor
itu harus diletakkan dalam suatu kerangka saling hubungan yang bermakna
agar memiliki sistematika yang komunikatif. Komunikasi yang baik sangat
diharapkan dalam sebuah prose panatoan, hubungan yang baik antara seniman tato
dengan pengguna tato sangat penting untuk menghasilkan tato yang dinginkan.
Komunikasi juga dipengaruhi oleh factor-faktor sosial seperti penerimaan
keluarga, teman, dan masyarakat. Makna yang muncul dari pemakaian tato
sebagai akibat interaksinya antara lain : tato sebagai ungkapan perasaan, ekspresi
seni, religi, dan sebagai identitas serta tato sebagai sebuah spirit. Berdasarkan
konsep dan realitas di atas peneliti merasa tertarik untuk mengkaji kontruksi
budaya tato.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan adanya
konstruksi makna tato pada majalah tato. Dapat menjadi sumbangan pemikiran
,bahan pertimbangan , penentu langkah-langkah kebijakan pelestarian hasil
budaya yang menjadi identitas karena identitas merupakan simbol dan lambang
budaya bangsa. Karena tato adalah salah satu budaya yang ada sejak jaman
kolonial Belanda.
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian ini menggunakan
deskritif interpretative dan menggunakan analisis framing , karena dalam
penelitian ini peneliti berusaha mengetahui makna-makna yang menggambarkan
realitas yang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variable. Dalam penelitian
kritis , tidak mengenal kata variable melainkan focus penelitian. Untuk teknik
analisis data, peneliti menggunakan teknik analisis framing untuk mengetahui
bagaimana suatu realitas dikonstruksi. Analisis ini dilakukan terhadap pesan
berupa tulisan, gambar pada Majalah Tato yang mengkaji pada Workshop Tattoo.
Dari penelitian di atas dapat disimpulkan Dengan adanya workshop frame
tersebut diharapkan agar masyarakat tidak memandang sebelah mata wanita yang
beratto. Pada dasarnya perempuan itu sama hanya yang membedakan pada cover
diluar tubuh manusia. Memiliki naluri seorang ibu dengan menjadi ibu rumah
tangga. Workshop tersebut mengangkat tokoh Srikandi sebagai tokoh pewayangan
sebagai tema tato. Dengan adanya Srikandi dapat ditarik kesimpulan bahwa kaum
perempuan dalam berkarya dan hidup berdampingan dengan laki-laki, mampu
membuka mata masyarakat menjadi lebih baik
Tidak tersedia versi lain