CD-ROM
Representasi Altruisme KH.Ahmad Dahlan Dalam Film "Sang Pencerah" Karya Hanung Bramantyo (CD)
REPRESENTASI ALTRUISME KH. AHMAD DAHLAN DALAM
FILM “SANG PENCERAH” KARYA HANUNGBRAMANTYO, Bunga
Charisma, 08330071, Skripsi Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Merdeka Malang, dengan Dosen
Pembimbing: Saudah (Pembimbing I) dan Sri Widayati (Pembimbing II).
Film “Sang Pencerah” produksi Multivision Plus yang disutradarai oleh
Hanung Bramantyo merupakan film yang dibangun atas dasar pertimbangan sense
of multidimension human crisis dan disintegrasi inheren pemikiran sesama umat
beragama. Kehadiran Dahlan digambarkan sebagai penerang yang memisah gelap
hingga sebuah titik balik dari bagian perubahan yang progresif. Permasalahan
muncul karena kaum tradisionalis yang dibawa Syiekh Siti Jenar atau para
Walisongo dinilai sangat apatis/permisif bahkan sesuatu yang gelap, justru itu
harus dicerahkan melalui manisfestasi pembaharuan KH. Ahmad Dahlan. Di
sinilah pertentangan semakin tajam karena menyangkut dengan keyakinan dan
kekuatan kewibawaan masing-masing.
Skripsi ini berangkat dari asumsi bahwa kekuatan inheren altruisme dalam
diri Dahlan tidak hanya bertujuan memberikan human value atau mengungkap
mitos dibalik altruisme Dahlan, tetapi dibalik segala bentuk kebaikan secara
implisit dan eksplisit masih ada pembantahan keegoisan individu maupun
kelompok. Skripsi ini tidak bermaksud mencari kesalahan atau kebaikan dari
kekuatan tokoh kepemimpinan, tetapi hanya memberikan interpretasi revolusioner
dari gambaran altruisme di film ini.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode analisis semiotika Roland Barthes yakni pemaknaan secara dua tahap (two
order of Signification) untuk mencari makna yang laten dalam membongkar mitos
gambaran altruisme KH. Ahmad Dahlan di film “Sang Pencerah”.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa representasi altruisme KH.
Ahmad Dahlan merupakan alat propaganda konstelasi organisasi Muhammadiyah
yang digunakan untuk menancapkan kekuasaan dalam berbagai bidang.
Konstruksi ini memberikan makna bahwa sesungguhnya yang menjadi pencerah
dalam film ini bukanlah sosok Dahlan melainkan Hanung sebagai penulis dan
kreator film, apalagi film merupakan media yang sangat representatif atas ide-ide
kreatif sang kreator dalam membentuk tipikal citra yang dengan mudah
mengkomunikasikan dirinya tidak sebatas dibalik layar tapi justru citra di dalam
film itulah peran sebenarnya sang kreator film. Keberpihakkan ide dengan
mengangkat filantropi KH. Ahmad Dahlan secara terang-terangan telah
menyiratkan, bahwa sejak awal Hanung telah berhasil memanipulasi realitas
untuk menyebarkan ideologi dirinya sebagai seorang intelektual muda
Muhammadiyah yang memiliki semangat kreatifitas idealis, pragmatisme
modernis dan terkesan liberalis.
Tidak tersedia versi lain