CD-ROM
Budaya komunikasi masyarakat nelayan pelelangan ikan di bulu Tuban (CD)
ABSTRAKSI
Agus Hidayat adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Merdeka Malang. Dengan nomor NPK 04330204. Judul penelitian adalah Budaya Komunikasi Masyarakat Nelayan Pelelangan Ikan Di Bulu Tuban dengan Dosen Pembimbing I adalah Dodot Sapto Adi dan Dosen Pembimbing II adalah Sri Widayati.
Budaya merupakan cara manusia hidup dimana manusia belajar berpikir merasa mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Budaya menampakkan diri dalam pola pola bahasa dan dalam bentuk bentuk kegiatan dan perilaku yang berfungsi sebagai model model bagi tindakan-tindakan penyesuaian diri dan gaya komunikasi yang memungkinkan orang tinggal dalam suatu masyarakat di suatu lingkungan geografis tertentu pada suatu tingkat perkembangan teknis tertentu dan pada saat tertentu. Kondisi masyarakat nelayan atau masyarakat pesisir diberbagai kawasan secara umum ditandai oleh adanya beberapa ciri, seperti kemiskinan, keterbelakangan sosial budaya serta rendahnya kualitas sumber daya manusia. Masyarakat nelayan pesisir Bulu dalam faktor gaya temperatur bahasa komunikasinya masih keras karena di sebabkan faktor lingkungan di sekitarnya. Pelelangan ikan merupakan suatu komoditas bagi masyarakat nelayan, karena pelelangan tersebut merupakan salab satu faktor berjalannya perekonomian. Tempat pelelangan merupakan factor yang sangat penting di mana nelayan Bulu dalam melakukan proses jual beli ikan dipusatkan pada tempat pelelangan ikan. Masyarakat nelayan dalam proses perdagangan ikan di pelelangan memiliki kelompok pedagang dalam memilih ikan bukan satu macam ikan tetapi pedagang memiliki kriteria dalam pengelolaan ikan.
Perumusan masalah penelitian adalah : (1) Bagaimana budaya komunikasi masyarakat nelayan pelelangan ikan di Desa Bulu Kecamatan Bancar Kabupaten Tuban ditinjau dari segi bahasa yang digunakan? (2) Bagaimana masyarakat nelayan Bulu menanamkan kepercayaan, nilai serta sikap masyarakat nelayan dalam berkomunikasi? (3) Bagaimanakah masyarakat nelayan Bulu mempersepsikan tentang dirinya sendiri serta orang lain dalam berkomunikasi? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui budaya komunikasi, karakteristik, serta hubungan masyarakat nelayan di desa Bulu dengan masyarakat sekitar.
Metode penelitian yang digunakan penelitian ini adalah kualitatif, sehingga ada kaitannya dengan subyektivitas seseorang. Fokus yang digunakan penelitian ini yaitu dengan cara metode etnografi, yang merupakan suatu bangunan pengetahuan yang meliputi teknik penelitian, teori etnografi dalam mendeskripsikan kebudayaan manusia dari perspektif studi kebudayaan yang ada dalam kelompok masyarakat. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai informan adalah masyarakat nelayan yang ada di sekitar tempat pelelangan ikan di desa Bulu, para pedagang ikan atau tengkulak ikan yang ada di sekitar tempat pelelangan ikan yang ada di desa Bulu serta Pengelola tempat pelelangan ikan tersebut. Sumber data dalam penelitian diperoleh dari hasil wawancara. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tak struktur.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di daerah Tuban tepatnya di desa Bulu yang mayoritas penduduknya sebagai nelayan, sesuai dengan permasalahan yang ada, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Budaya komunikasi masyarakat nelayan pelelangan ikan di Desa Bulu Kecamatan Bancar Kabupaten Tuban ditinjau dari segi bahasa yang digunakan adalah umumnya masyarakat nelayan memiliki bahasa yang khas untuk para nelayan. Gaya bahasa yang digunakan oleh para nelayan adalah memiliki nilai dan arti tersendiri bagi masyarakat nelayan. (2) Masyarakat nelayan Bulu dalam menanamkan kepercayaan, nilai serta sikap masyarakat nelayan dalam berkomunikasi adalah : kebiasaan yang dilakukan adalah sebelum melaut para nelayan melakukan ritual-ritual khusus, memiliki watak dan sikap yang keras. (3) Masyarakat nelayan Bulu dalam mempersepsikan tentang dirinya sendiri serta orang lain dalam berkomunikasi di sini kebanyakan mereka menganggap dirinya sendiri harus menang, adanya budaya komunikasi yang ngotot di tubuh para nelayan.
Tidak tersedia versi lain