CD-ROM
Persepsi masyarakat terhadap penggunaan bahasa Jawa Suroboyoan dalam tayangan film asing (CD)
ABSTRAKSI
Yuniar Firmansyah dengan NIM 04330090 tercatat sebagai Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Merdeka Malang, mengambil judul skripsi “Persepsi Masyarakat Terhadap Penggunaan Bahasa Jawa Suroboyoan dalam Tayangan Film Asing” dengan Dosen Pembimbing I Bapak Dodot Sapto Adi, M.Si dan Dosen Pembimbing II Ibu Saudah S.Sos.
Banyaknya program yang ditawarkan dalam tayangan televisi menambah minat masyarakat untuk mengkonsumsi media televisi. Dua hal yang terdapat dalam program televisi yaitu informasi dan hiburan. Informasi termasuk didalamnya adalah hard news dan soft news, sedangkan dalam hiburan terdapat musik, drama, permainan, dan pertunjukan. Melihat perkembangan dunia pertelevisian yang semakin prospektif ini, salah satu televisi lokal yang ikut dalam persaingan ini adalah JTV ( Jawa Pos Media Televisi ) yang merupakan anak perusahaan ke-95 dari Jawa Pos Goup. Kehadiran JTV mampu mencuri perhatian masyarakat luas khususnya masyarakat Jawa Timur sendiri dengan penyajian program-program acaranya yang khas dan kental dengan nuansa ke-Jawa Timuran-nya. Dari banyak program acara JTV yang menyuguhkan program berbahasa daerah lokal yaitu bahasa Suroboyo-an, terdapat salah satu program acara yang sangat inovatif walaupun bisa dibilang sebagai hal yang sudah biasa dalam dunia pertelevisian yaitu film asing yang didubbing (sulih suara), akan tetapi pihak JTV menyuguhkannya berbeda dari yang pernah ada sebelumnya. Biasanya film asing di alih suarakan menjadi bahasa Inggris atau bahasa Indonesia, akan tetapi dalam tayangan film asing yang ada di JTV menggunakan bahasa Suroboyaan yang mungkin jadi sedikit aneh dan lucu ditelinga masyarakat kita. Mungkin inilah yang dijadikan sebagai daya tarik tersendiri yang diharapkan dapat mendapatkan antusias dan perhatian dari audiens JTV khususnya warga Jawa Timur sebagai target utama audiensnya mengingat bahasa suroboyoan ( bahasa jawa yang yang bisa dibilang sedikit kasar dibandingkan dengan bahasa Jawa didaerah Jawa yang lain) hanya bisa dimengerti oleh orang Jawa sendiri khususnya daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Dalam realitanya tayangan film asing berbahasa Suroboyoan ini sepertinya sedikit menuai kontroversi (www.atvli.com). Dapat kita lihat banyak sekali bahasa Jawa yang digunakan sedikit vulgar dan kasar. Hal ini apabila dikonsumsi oleh audiens yang belum masuk kriteria umur dimungkinkan timbulnya efek negatif yang tidak baik. Salah satu contoh program acara tersebut adalah tayangan film (asing) yang disulih suarakan dalam bahasa Suroboyoan. Ada salah satu percakapan dalam sebuah adegan seperti ini “ Jangkrik!!! Sopo ngongkon mlebu” atau “ kacung!! Siapno panganane”, bahasa yang dipergunakan adalah bahasa yang bisa dibilang sebagai bahasa Jawa yang kasar dan mungkin bisa menimbulkan kontroversi pada audiensnya. Acara ini ditayangkan setiap hari pada pukul 11.00 dan juga pada hari-hari dan jam yang program acara sedang kosong. Fenomena tersebut diatas mendasari keinginan peneliti untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang tayangan film asing yang disulih suarakan menjadi bahasa Suroboyoan. Yang menjadi subjek penelitian adalah warga/ masyarakat Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen. Pemilihan Desa Mangunrejo sebagai tempat penelitian karena didaerah ini jangkauan Televisi lokal seperti JTV, Malang TV, dan lain-lain bisa diterima dengan baik disamping Televisi swasta yang bertaraf nasional lainnya.
Kata Kunci: Persepsi, tayangan film asing, budaya.
Tidak tersedia versi lain