CD-ROM
Analisis perbedaan pendapatan sopir angkot jalur ADL dengan LDG di Kota Malang (CD)
ABSTRAK
Key words : Pendapatan, Sopir Angkot, Jalur ADL dan LDG, Perbedaan Pendapatan.
Jumlah penduduk kota Malang tahun 2005 sebesar ± 798.104 jiwa, dengan kepadatan penduduk ± 7.020 jiwa/km. Tahun 2007 sudah bertambah menjadi 816.444 jiwa dengan luas wilayah mencapai 107,06 Km ² yang tersebar di 5 (lima) Kecamatan yaitu : Kedungkandang, Sukun, Klojen, Blimbing dan Lowokwaru, sehingga membutuhkan alat transportasi murah (angkot ).
Tahun 2009 armada angkot yang beroperasi sebanyak 2.176 kendaraan dan sudah diremajakan sejak tahun 2008, sehingga kecepatan yang semakin tinggi, tidak ngadat/mogok karena mesin baru. Khusus angkot jalur ADL 124 dan jalur LDG 170. Biaya operasional yang semakin tinggi, seperti: harga BBM termasuk Olie, Ban, Aki dan biaya perawatan termasuk service, spooring dan balanced. serta biaya-biaya lainnya.
Tujuan Penelitian yang ditetapkan, untuk mengetahui besarnya pendapatan sopir angkot jalur ADL dan LDG. Untuk mengetahui perbedaan pendapatan sopir angkot antara jalur ADL dengan jalur LDG. Menganalisis perbedaan pendapatan yang signifikan antara sopir angkot jalur ADL dengan jalur LDG
Analisis yang digunakan adalah mengukur tingkat perbedaan pendapatan bersih perhari sopir angkot jalur ADL dan LDG dan hasil yang diperoleh pendapatan sopir jalur ADL tertinggi adalah Rp. 90.000,- dan terendah Rp. 34.000,- sedang pendapatan sopir jalur LDG tertinggi sebesar Rp. 45.000 dan terendah sebesar Rp. 30.000,-. Rata-rata pendapatan sopir jalur ADL dari 30 responden adalah = Rp. 45.500,- dan sopir LDG rata-rata dari 30 responden sebesar = Rp. 37.166,67,-. Jadi pendapatan rata-rata sopir jalur ADL lebih tinggi dari sopir jalur LDG.
Hasil analisis data dengan SPSS terlihat bahwa t hitung lebih besar dari t tabel pada tingkat alpha = 5% dan df = (N1 + N2 – 2) = 60-2 = 58, yaitu thitung = 3,507 sedang t tabel = 2,00 atau tingkat signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05. sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan pendapatan rata-rata sopir jalur ADL dengan LDG.
Kesimpulan yang didapat adalah pendapatan sopir jalur ADL tertinggi adalah Rp. 90.000,- dan terendah Rp. 34.000,- dengan rata-rata sebesar Rp. 45.500,- sedang pendapatan perhari sopir jalur LDG tertinggi sebesar Rp. 45.000 dan terendah sebesar Rp. 30.000,- dengan tingkat rata-rata Rp. 37.166,67,-. Sehingga dapat dijelaskan pendapatan rata-rata perhari sopir jalur ADL lebih tinggi (Rp. 8.333,33,-) daripada sopir jalur LDG. Terjadi perbedaan yang signifikan pendapatan rata-rata per-hari sopir jalur ADL dibandingkan dengan sopir jalur LDG, hal ini dibuktikan dengan thitung > ttabel ( 3,507 > 2,00 ) dengan tingkat signifikansi = 0,001 yang < dari 0,05. Dari hasil analisis dan pembahasan hasil, maka hipotesis penelitian dapat diterima.
Tidak tersedia versi lain