CD-ROM
Representasi nilai-nialai sosial budaya trilogi the lord of the rings (CD)
ABSTRAKSI
Penulis bernama Weda Wahyu Purnomo. Mengambil judul skripsi yang berjudul Representasi Nilai-nilai Sosial Budaya Dalam Film Trilogi The Lord of The Rings. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan bimbingan dari Bapak Drs. Dodot Sapto Adi, M.Si sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Saudah, S.Sos, M.S.i. sebagai dosen pembimbing II.
Penelitian menarik dan penting untuk diteliti dikarenakan seperti yang semua orang tahu, film merupakan kajian media massa yang termasuk dalam jajaran seni yang ditopang oleh industri hiburan. Tujuannya menghibur atau memasukkan dogma-dogma tertentu sekaligus mengajarkan kepada khalayak penonton. Film juga menunjukan adanya kekuatan media dalam mengkonstruksi realitas dan mitos yang berkembang maupun tentang suatu kehidupan sosial dan budaya di masyarakat, baik melalui perbedaan ras dan suku, gaya hidup, pola interaksi dan cara berkomunikasi. Visualisasi yang beragam ditampilkan dalam membuat film yang tidak hanya menarik namun sebaiknya memiliki pesan moral yang positif.
Penelitian ini memfokuskan pada nilai-nilai yang terkait kehidupan sosial budaya, mitos sosial budaya yang berkembang terutama di Eropa, Asia dan sedikit dari Afrika. Selain itu, banyak film yang diadopsi dari kisah-kisah kehidupan sosial dan budaya namun pengadaptasian dari cerita mitos atau sastra seharusnya disesuaikan dengan kehidupan sosial budaya yang benar-benar telah menyesuaikan dengan masyarakat. Trilogi The Lord of The Rings menceritakan tentang bagaimana representasi dari masing-masing episode yang ada pada film yang masing-masing episode tersebut dapat merepresentasikan nilai-nilai sosial budaya Representasi dari masing-masing episode tersebut kemudian ditampilkan dengan semiotika Roland Barthes untuk mengungkapkan beberapa tanda atau simbol yang mengandung nilai-nilai sosial budaya dan disesuaikan dengan pemaknaan sebenarnya (denotatif) serta pemaknaan tambahan (konotatif).
Film Trilogi The Lord of The Rings dengan 3 episodenya masing-masing merepresentasikan nilai-nilai sosial budaya yang berupa keunggulan ras/ bangsa, keunggulan seni dan strategi peperangan dan keunggulan tata ruang dan arsitektur bangunan yang kemudian dimunculkan dalam pemaknaan denotatif dan konotatif menurut semiotika Roland Barthes dan penyesuaian agar penonton dan penikmat film dapat berkomunikasi dan menjalankan kehidupan supaya lebih baik menurut teori CMM (Coordinated Management of Meaning) melalui beberapa tahapan-tahapan dalam interaksi simbolik
Tidak tersedia versi lain