CD-ROM
Konstruksi nilai pendidikan di dalam film laskar pelangi (CD)
ABSTRAKSI
Andry Prihantono, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Merdeka Malang. Melaksanakan penulisan skripsi dengan judul “Konstruksi Nilai Pendidikan di Dalam Film Laskar Pelangi”, dengan dosen pembimbing I yaitu Bapak Dodot Sapto Adi, dan dosen pembimbing II yaitu Bapak Imam Patkuroji.
Konstruksi pendidikan di dalam media massa dewasa ini sangat dijunjung tinggi. Misalnya dengan pemberitaan pendidikan wajib 9 tahun, lalu adanya program pendidikan gratis yang diberlakukan bagi beberapa sekolah di Indonesia, lalu adanya UU tentang Pendidikan Nasional yang menjamin setiap anak Indonesia untuk memperoleh pendidikan. Tetapi di dalam penyiaran televisi, khususnya di dalam film belum tentu pendidikan dianggap penting dan tidak selalu bernilai positif. Begitu pula dengan perfilman layar lebar, tidak serta merta seluruh film yang bernuansa sekolah memperlihatkan adanya penyimpangan pendidikan, adanya ketidak adilan, tidak adanya kesetaraan.
Rumusan masalah yang timbul adalah bagaimana konstruksi nilai pendidikan di dalam film Laskar Pelangi itu dikemas? Terbingkainya film Laskar Pelangi sebagai film Pendidikan berasal dari mana? Muatan ideologi pembuat film merupakan jawabannya. Dengan membongkar ideologi pembuat film maka akan ditemukan jawaban kenapa film Laskar Pelangi tersebut terbingkai sebagai film Pendidikan.
Ideologi dari pembuat film sendiri akan terungkap dengan konsep framing. Konsep framing sendiri merupakan suatu metode untuk mengungkap ideologi dari pembuat film. Frame dipandang sebagai cara bercerita atau gugusan ide-ide yang tersusun sedemikian rupa dan dapat menghasilkan sebuah konstruksi makna dari peristiwa-peristiwa yang yang berkaitan dengan suatu wacana.
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma kritis. Penelitian ini menggunakan deskriptif interpretif, karena di dalam penelitian ini peneliti berusaha menggambarkan realitas yang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah film Laskar Pelangi (sebagai data primer) dan kajian pustaka berupa literature, catatan kuliah, skripsi terdahulu serta artikel-artikel yang bersangktan dengan permasalahan yang dibahas.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa dalam mengkomunikasikan ideologinya, pembuat film mencoba sesuatu yang menurutnya adalah suatu yang sangat pantas dikomunikasikan, yaitu banyaknya ketimpangan-ketimpangan yang terjadi di masyarakat, menjadikan masyarakat yang berasal dari golongan tidak mampu menjadi tahu bahwa masih banyak kondisi-kondisi yang mencerminkan diri mereka. Mencoba menyadarkan pemerintah bahwa status sosial masih menjadi masalah di dalam keadilan sosial dan kesetaraan khususnya di dalam pendidikan.
Tidak tersedia versi lain