CD-ROM
Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan pendanaan dan dividen (studi empiris pada BEI) (CD)
ABSTRAKSI
Agency problem dapat muncul antara manajer dengan pemegang saham dalam hal keputusan pendanaan. Manajer cenderung tidak mau menanggung risiko (risk averse) sehingga akan memilih kebijakan yang dapat memberi posisi aman bagi karirnya. Jika reputasi manajer terancam karena kebangkrutan, kepemilikan manajerial, dan institusional dapat mempengaruhi keputusan pencarian dana apakah melalui utang atau penerbitan saham baru. Konflik lain dapat terjadi antara kreditur dan stockholders yang diwakili oleh manajemen (Sudarma, 2004). Konflik terjadi jika terdapat proyek-proyek yang risikonya lebih besar atau jika perusahaan meningkatkan jumlah utang.Tujuan sebagai berikut.Untuk memberikan bukti empiris bahwa kepemilikan manajerial akan berpengaruh terhadap kebijakan pendanaan.Untuk memberikan bukti empiris bahwa kepemilikan manajerial akan berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Variabel Independen, Kepemilikan manajerial (MOWN), Variabel Dependen, Kebijakan pendanaan (financing policy), Kebijakan dividen. Penggunaan data pooled dapat meningkatkan pengujian data empiris (the power of empirical test) dibandingkan dengan pengujian secara cross-sectional. Selain itu data pooled juga memiliki keunggulan lain yaitu dapat mengurangi pengaruh perbedaan metode akuntansi yang diterapkan perusahaan yang menjadi sampel penelitian, karena perbedaan akuntansi mempunyai pengaruh pada laporan keuangan dalam jangka waktu pendek saja. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis H1, dan H2 digunakan regresi sederhana.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Kepemilikan manajerial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kebijakan pendanaan atau hipotesis pertama (H1) yang diajukan dapat diterima. Semakin tinggi kepemilikan manajerial maka semakin tinggi utang. Hal ini terjadi karena kontrol yang besar kepada pihak manajerial menyebabkan mereka mampu melakukan investasi dengan lebih baik sehingga memerlukan tambahan dana melalui utang untuk pendanaannya (demand hypothesis). Kepemilikan manajerial memiliki hubungan negatif tetapi tidak signifikan terhadap kebijakan dividen atau hipotesisi kedua (H2) yang diajukan tidak dapat diterima. Hal ini terjadi karena manajer cenderung untuk tidak membagikan dividen pada periode pengamatan, yang menunjukkan bahwa manajer (pemegang saham) yang sekaligus sebagai pengelola perusahaan cenderung memilih kompensasi berupa gaji dan bonus atau intensif jangka panjang lainnya dibandingkan dengan dividen. Penelitian ini dapat mengindikasikan bahwa kebijakan dividen dan kepemilikan manajerial digunakan sebagai substitusi untuk mengurangi biaya keagenan, tetapi tidak mampu membuktikan secara empiris bahwa memang terjadi fenomena substitusi kepemilikan manajerial terhadap dividen sesuai dengan teori keagenan hingga mencapai jumlah yang lebih tinggi dari yang diperkirakan kreditur.
Tidak tersedia versi lain