CD-ROM
Gaya hidup penyiar radio di kota Malang : studi etnografi terhadap penyiar radio Makobu FM Malang (CD)
Latar belakang penelitian didasari oleh sosok penyiar yang sangat penting dalam suatu stasiun radio. Karakteristik penyiar yang berbeda-beda dilihat dari cara menghabiskan waktu luang, aktivitas sehari-hari, hobby, dan bersama-sama dengan kultur dan norma kerja memunculkan gaya hidup profesi penyiar. Gaya hidup penyiar membantu memahami apa yang mereka lakukan, mengapa mereka melakukannya, dan apakah yang mereka lakukan bermakna bagi dirinya maupun orang lain. Deskripsi diatas mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Gaya Hidup Penyiar Radio di Kota Malang “ (Studi Etnografi terhadap penyiar radio Makobu FM Malang).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah gaya hidup penyiar radio Makobu FM Malang dilihat dari Budaya (Culture), Kebiasaan (Habbit), Kepribadian (Personality), dan Norma. Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah untuk mengkaji lebih jauh tentang gambaran image personal profesi penyiar radio (public figure) dari gaya hidup tiap-tiap individu yang berkualitas dan dapat mewakili gambaran menyeluruh tentang gaya hidup penyiar radio di kota Malang.
Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode interpretasi data dilakukan berdasarkan paradigma konstruktifisme. Teknik analisa data yang digunakan adalah Etrnografi yaitu penulisan tentang suatu budaya melalui penjelasan yang mendalam dan bahasa asli yang disajikan dengan penjelasan wawancara secara lengkap. Mengambil lokasi di radio Makobu FM Malang bertempat di Jl. Soekarna-Hatta D-5 Malang dengan empat informan yang kesemuanya adalah penyiar dan menjabat sebagai Produser dan Eksekutif Produser.
Hasil penelitian menggambaran bahwa gaya hidup yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat, dan opini individu penyiar berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan individu dalam profesi kepenyiaran adalah gaya hidup yang menunjang peran mereka ‘social entertainer’ yang juga penyedia informasi valid yang belum terbungkus pandangan-pandangan atau memiliki bias sosial. Seorang penyiar radio harus rela demi profesionalitasnya untuk melekatkan gaya hidup lingkungan ini sebagai atribut. Gaya, informasi, atau bahkan kebiasaan harus tercermin wujud penjiwaan peran yang dibawakan. Dari uraian pembahasan dapat ditarik benang merah bahwa gaya hidup penyiar radio di Kota Malang cenderung mengacu pada kerangka ‘information runner’ penerus informasi bagi segmen pasar publik yang dilayaninya. Kelompok umur, profesi, atau gender sering menjadi kelas-kelas pemisah. Di segmen mana seorang penyiar berdiri, disitulah karakter dirinya membentuk gambaran yang utuh tentang gaya hidupnya, yaitu sebagai “public classificated information runner” (penerus informasi terklasifikasi kepada publik).
Tidak tersedia versi lain