Text
Studi evaluasi tingkat efisiensi rute angkutan kota Madiun tinjauan pada panjang trayek dan arah rute (route directness) CD
Upaya peningkatan pelayanan atas kebutuhan masyarakat terhadap angkutan kota membuat Pemerintah membuat kebijakan pemerataan rute angkutan kota ke semua wilayah dikota Madiun hingga mencapai seluruh daerah pemukiman. Hal tersebut secara tidak langsung menyebabkan pada beberapa trayek angkutan kota mengalami jarak tempuh yang panjang dan berliku, Sehingga diperlukan suatu evaluasi untuk mengetahui tingkat efisiensi trayek-trayek angkutan kota tersebut.
Metode survai dilaksanakan dengan cara ikut angkutan serta titik-titik lokasi tertentu sepanjang trayek.Trayek yang ditinjau adalah trayek DD dan EE. Tingkat efisiensi angkutan diperoleh dari hasil wawancara terhadap penumpang dan pengemudi kedua trayek, analisis data dilakukan terhadap waktu operasional, penghasilan pengemudi, kecepatan perjalanan, kuisioner terhadap penumpang dan pengemudi, biaya opersi kendaraan, serta load factor angkutan kota trayek tinjauan.
Jarak yang ditempuh angkutan kota trayek DD dan EE adalah sepanjang 17,7 km dan 23,8 km. Hasil kuisioner terhadap penumpang DD menunjukkan 80% menganggap bahwa trayek DD masih merupakan trayek yang sesuai jarak – waktu dan 72,8% menganggap bahwa trayek DD masih merupakan trayek yang efisien. Sedangkan kuisioner terhadap penumpang EE menyatakan 76,1% menganggap bahwa trayek EE juga masih merupakan trayek yang sesuai jarak – waktu dan 63,3% menganggap bahwa trayek EE masih merupakan trayek yang efisien. Pengemudi dari masing-masing trayek menyatakan bahwa trayek yang mereka tempuh setiap harinya tidak berliku dan sudah cukup efisien. Menurut persepsi pengemudi, pendapatan bersih rata-rata pengemudi trayek DD sebesar Rp.211,917,- dan rata-rata pengemudi trayek EE memiliki pendapatan bersih sebesar Rp.68,000,- setiap harinya. Sedangkan menurut hasil perhitungan biaya operasi kendaraan yang dikeluarkan dan tarif yang seharusnya berlaku, keuntungan yang diperoleh pengemudi dan atau pengusaha angkutan DD adalah sebesar Rp.261.883.05,- setiap harinya, serta Rp.113.151.5,- untuk trayek EE. Pendapatan tersebut lebih banyak jika dibandingkan dengan nilai UMR Madiun (2005) yaitu Rp.405.500,- per bulan atau sebesar Rp.16.220,- per harinya. Load factor setiap bagian wilayah dalam satu rit untuk trayek DD sebesar 45.0% dan untuk trayek EE sebesar 30.7%. Sedangkan load factor per rit trayek DD dan EE masing-masing sebesar 225.3% dan 192.5%. Dari hasil keseluruhan perhitungan dapat disimpulkan bahwa secara operasional masih banyak yang harus dibenahi pada sistem operasi kedua trayek tinjauan, baik waktu maupun jumlah armadanya, namun menurut penghasilan yang diperoleh pengemudi berdasarkan biaya operasi kendaraan dan persepsi penumpang kedua trayek DD dan EE merupakan trayek yang sudah cukup efisien.
Tidak tersedia versi lain