CD-ROM
Representasi makna pesan parodi politik acara "Republik Mimpi 09/14" episode 06 Nov 2008 di stasiun Cakrawala Andalas Televisi (CD)
ABSTRAKSI
Nirmala Yuliasari, NPK 05330012, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Merdeka Malang melakukan penelitian dengan judul : Representasi Makna Pesan Parodi Politik Program Acara “Republik Mimpi 09/14” Episode 06 November 2008 di Stasiun Cakrawala Andalas Televisi. Dosen pembimbing I, Bambang Dwi Prasetyo dan dosen pembimbing II Rochmad Effendy.
Televisi merupakan salah satu media yang efisien dalam mencapai komunikasi dalam jumlah besar. Setiap media memiliki cirri atau sifat yang hanya efektif dan efisien untuk dipergunakan bagi penyampaian sebuah pesan tertentu. Televisi menjadi salah satu media yang paling baik dalam menyebarkan segala bentuk popularitas dan sebagai media “pengiklan” bagi para tokoh politik di dunia. Melalui televisi, para tokoh politik melakukan peran layaknya sebagai seorang tokoh yang memang layak duduk di kursi pemerintahan. Namun “permainan” tersebut saat ini sudah banyak mendapat sindiran dari beberapa tokoh yang ahli dalam bidang politik serta peduli dengan masalah masyarakat. Hal tersebut dapat kita saksikan dalam berbagai macam program parodi politik yang mulai bermunculan di masyarakat, seperti pada tayangan News DotCom, Republik Mimpi, Republik BBM dan sebagainya. Penggunaan kata-kata maupun bahasa menjadi sangat menarik dalam program ini. Penggunaannya sudah ditata sedemikian rupa sehingga banyak berdampak kepada tokoh politik di tanah air yang memang melakukan ketidakadilan dalam dunia politik merasa tersindir. Selain penggunaan kata-kata, dalam tayangan tersebut juga menggunakan beberapa “topeng” tokoh elit politik yang nantinya akan berakting sesuai dengan apa yang telah dikonstruksikan oleh media.
Pada tayangan “Republik Mimpi 09/14” yang ditayangkan oleh stasiun televisi ANTV menampilkan sebuah hiburan politik dimana pengisi acaranya memerankan beberapa tokoh elit politik dengan disertai humor yang bersifat menyindir terhadap kaum politikus. Namun tidak hanya itu, melalui format acara yang baru tersebut, Republik Mimpi tidak hanya menawarkan sebuah parodi saja melainkan untuk mencari pemimpin bangsa dari generasi muda yang dipersiapkan untuk menghadapi Pemilu pada tahun 2009 maupun 2014 yang akan datang. Setiap episodenya memiliki tema yang berbeda-beda dan selalu menghadirkan beberapa partai peserta Pemilu pada tahun 2009 dan 2014 dengan membawa tokoh-tokoh yang dianggap mampu menjadi pemimpin dan berasal dari generasi muda. Umumnya Republik Mimpi mengundang 2 partai untuk saling memberikan pendapatnya mengenai tema yang diangkat dalam setiap episodenya.
Peneliti bertujuan mengetahui makna pesan dari konsep tanda-tanda yang dikonstruksi sedemikian rupa dalam acara parodi politik Republik Mimpi 09/14 dengan menggunakan analisis semiotika yang berguna memberikan pemberitahuan kepada khalayak mengenai makna konstruksi pesan melalui bahasa, baik verbal maupun non verbal dalam sebuah program acara di televisi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif interpretatif, dimana hanya ingin menggambarkan realitas tanpa menjelaskan hubungan antar variabel. Menggunakan kerangka analisis semiotika, dengan menggunakan pandangan kritis. Media membantu kelompok dalam menyebarkan gagasannya, mengontrol kelompok lain. Metode kualitatif adalah metode analisa data tanpa menggunakan perkiraan dalam bentuk nilai atau angka, melainkan dalam bentuk tanda.
Hasil penelitian yang diperoleh peneliti adalah bahwa konstruksi pesan yang ingin dibangun dalam acara Republik Mimpi 09/14 di ANTV adalah sebuah bentuk dari fungsi televisi yaitu sebagai kontrol sosial dimana dalam acara tersebut memberikan sindiran-sindiran secara halus terhdap kinerja pemerintahan Negara Indonesia.
Tidak tersedia versi lain