CD-ROM
Studi kelayakan perubahan layout produksi terhadap penghematan biaya produksi pada PT. PN XI (Persero) PG. Redjosarie (CD)
Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah : a) Analisis Net Present value (NPV) ; Metode ini merupakan perhitungan menyeluruh terhadap kelayakan investasi selama umur penanaman modal perusahaan. b) Analisis pay back period ; adalah perhitungan jangka waktu yang dibutuhkan untuk menutup initial Investment dari suatu proyek dengan menggunakan cash flow yang dihasilkan. C) Analisis internal rate of return ; dimaksudkan untuk mencari discount rate yang menyamakan present value cash inflow dengan initial Investment. Dengan kata lain IRR adalah COC yang akan menimbulkan NPV= 0 2. Penghematan Biaya Produksi a) Biaya Tenaga Kerja Langsung; Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) dapat dikatakan biaya-biaya ini hampir sama dengan biaya bahan langsung, perbedaanya terietak pada bahan dan tenaga kerja. biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya bagi para tenaga yang langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produksi, jadi secara integral diterjunkan dalam kegiatan produksi, menangani segala peralatan produksi sehingga produk dari usaha itu dapat terwujudkan.
Hasil penelitian ini adalah : rencana perubahan layout mesin penimbang tebu membutuhkan dana senilai Rp 181.690.293, dengan dana pinjaman dari pihak luar yaitu bank sebesar Rp.80.000.000,-. Penghematan-penghematan biaya produksi yang dapat dicapai adalah sebagai berikut : 1) Biaya tenaga kerja langsung ; Karyawan bagian lokomotif yang terdiri dari karyawan tetap dan karaywan musiman/tidak tetap (kerja di saat pabrik berproduksi saja) dan karyawan bagian lentreng (buruh kasar) yang bertugas memperbaiki lokomotif dan membersihkan/mengumpulkan tebu yang jatuh dari lori di sepanjang jalur lokomotif. Upah karyawan musiman/kontrak sebanyak 20 orang sebesar Rp. 800.000/orang (2 bulan sekali ). Jadi yang dapat dihemat sebesar Rp. 16.000.000. Upah karyawan bagian lentreng sebanyak 15 orang sebesar Rp.600.000/ orang (per 2 bulan). Jadi yang dapat dihemat adalah Rp. 9.000.000. 2) Biaya overhead pabrik (biaya perbaikan lokomotif) ; Biaya overhead pabrik yang dapat dihemat adalah biaya perbaikan lokomotif. Pada tahun 2004 biaya perbaikan lokomotif adalah sebesar Rp.6.242.850,- untuk 9 lokomotif. Biaya perbaikan untuk satu lokomotif adalah sebesar Rp.693.650,-.
Sedangkan setelah adanya perubahan layout pabrik, lokomotif yang beroperasi hanya 1-2 lokomotif. Jadi penghematan yang dapat dilakukan adalah sebesar Rp. 693.650 x 7 lokomotif, diperoleh penghematan sebesar Rp. 4.855.550
Tidak tersedia versi lain